Cara Pemijahan Budidaya Ikan Molly
Molly (Poecilia sphenops) berasal dari Meksiko, Florida, Virginia. Ikan ini bersifat omnivore. Ukuran tubuhnya relatif cukup besar, maksimal sekitar 12 cm. Hingga kini sudah banyak varietas yang beredar di pasaran dengan warna dan bentuk tubuh yang beragam akibat persilangan dan mutasi. Molly balon, misalnya, yang bertubuh seperti bola akan tampak sangat bagus seperti maskoki mini bila ukurannya sudah besar.
Di habitat aslinya, molly menghendaki suhu perairan 25 - 28° C dengan pH 8 dan kekerasan sekitar 14-20° dH. Namun, karena sudah lama dipelihara di daerah dengan pH netral (sekitar 7) maka saat ini tampaknya pembudidayaan di daerah ber-pH netral pun sudah tidak ada masalah. Hanya saja jenis ikan ini kurang toleransinya terhadap perubahan atau goncangan suhu yang tinggi.
Parameter Ikan Molly
Suhu | pH | Oksigen | Jumlah Telur | Umur Indukan |
---|---|---|---|---|
25-28 C | 7-8,5 | >4 | 80-125 | >5 bulan |
Induk jantan:
- Mempunyai gonopodium (berupa tonjolan dibelakang sirip perut) yang merupakan modifikasi sirip anal yang panjang.
- Tubuhnya ramping
- Warnanya lebih cerah.
- Sirip punggung lebih panjang.
- Kepalanya agak besar.
- Dibelakang sirip perut tidak ada gonopodium, tetapi berupa sirip halus.
- Tubuhnya gemuk
- Warnanay kurang cerah
- Sirip punggung biasa
- Kepalanya agak runcing
Teknik Pemijahan Ikan Molly
- Persiapan wadah pemijahan berupa bak plastik atau akuarium
- penambahan garam dapur sekitar satu sendok makan per 8 liter air
- Tempatkan wadah pemijahan ditempat yang jauh dari keramaian
- Penambahan Tanaman Air untuk peransang
- Induk dimasukkan ke dalam tempat pemijahan dengan perbandingan (induk jantan 1/3 induk betina).
- Proses pemijahan ditandai dengan kejar–kejaran yang dilakukan induk jantan terhadap induk betina sambil menyerempetkan badannya. Ini berlangsung selama 4–7 hari.
- Setelah seminggu, benih tampak berkumpul diantara tanaman air atau berenang di pinggiran bak.
- Setelah itu dapat dipisahkan dari induknya dan dipindahkan ke kolam pendederan.
- Anak-anak ikan yang baru lahir belum membutuhkan makanan, karena masih mengandung kuning telur (yolk egg). Setelah 4 ~ 5 hari anak ikan baru dapat diberimakanan berupa kutu air yang sudah disaring, atau kuning telur yang telah direbus dan dihancurkan.
- Setelah mencapai ukuran medium (2 ~ 3 cm) dapat diberikan makanan cacing, kemudian setelah mencapai ukuran dewasa (5 ~ 7 cm) dapat diberi makanan cuk.
- Disamping makanan alami dapat pula diberi makanan tambahan berupa cacing kering, agar-agar dll.
- Pemberian makanan sebaiknya 2 kali sehari, hendaknya jangan berlebihan, karena dapat menyebabkan pembusukan yang dapat meerusak kualitas air.
- Pergantian air. Air dalam bak atau aquarium jangan sampai kotor/keruh, karena dapat menyebabkan kematian anak ikan. Kotoran dapat dibersihkan setiap 2 ~ 3 hari sekali dengan cara disiphon, air yang terbuang pada waktu penyiphonan sebanyak 10 ~20% dapat diganti dengan air yang baru.
Beberapa ikan hias yang beranak (live bearer), misalnya:
3. Ikan Platy (Xiphophorus maculatus Platy)
4. Ikan Sword tail (Xiphophorus helleri Sword tail)
0 komentar:
Post a Comment